JIKA umat Hindu sempat pedek tangkil ke Pura
Luhur Pucak Padang Dawa, di wilayah Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten
Tabanan pada saat pujawali ageng, ada sesuatu yang unik dapat disaksikan.
Kahyangan jagat itu dikenal sebagai tempat nunas pasupati tapakan barong. Maka
ketika berlangsung pujawali yang jatuh pada setiap Buda Kliwon Wuku Pahang, pujawali
ageng berlangsung puluhan tapakan barong yang menjadi sungsungan umat Hindu di
sejumlah kabupaten di Bali, berkumpul di pura tersebut.
Di pura ini terdapat pelawatan Ida Batara
berupa figur pewayangan seperti Rahwana, Hanoman, Sugriwa, Anila, Singanana,
Sempati, Sangut dan Delem. Figur-figur pelawatan itu berjumlah sembilan, yang
lebih dikenal dengan sebutan Batara Nawa Sanga.
Pura Luhur Pucak Padang Dawa terletak di
wilayah perbukitan di Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, sekitar
40 km arah utara Kota Denpasar atau sekitar 25 km arah utara Kota Tabanan.
Untuk bisa sampai di Pura ini, umat bisa melewati jalan dari sebelah selatan
Pasar Baturiti menuju ke barat melewati Desa Bangli (3km). Bisa juga melewati
jalan dari arah Desa Apuan menuju Tampak Karang dan tembus di Banjar Apityeh,
dengan kondisi jalan menanjak. Yang lainnya bisa melalui jalan menuju Banjar
Tegeh tembus ke Banjar Sandan. Dari Sandan, perjalanan menuju kearah timur,
kemudian belok ke selatan menuju Pura Luhur Pucak Padang Dawa.
Menurut Penyarikan Pura Luhur Pucak Padang
Dawa, I Wayan Sugiarta yang sehari-harinya lebih dikenal sebutan Pan Putri Pura
Luhur Pucak Padang Dawa merupakan stana Ida Sang Hyang Widi Wasa, dalam
prabawa-nya sebagai Siwa Pasupati. Pura Luhur Pucak Padang Dawa, jika dilihat
dari makna katanya, Padang Dawa berarti sinar yang panjang. Sinar suci itu dapat
dibuktikan atau dilihat oleh banyak orang pangubakti ketika berlangsungnya
pujawali tahun 1917 dan 1976 yang bersamaan dengan gempa Sesirit, sinar suci itu
menjulang tinggi ke angkasa dengan 3 warna. Pujawali ageng di pura ini
berlangsung setiap setahun sekali, bertepatan dengan Buda Kliwong Pahang yang
juga dikenal dengan Buda Kliwon Pegat Uwakan, 35 hari setelah Hari Raya
Galungan.
Ratu Gede (Barong) yang menjadi sungsungan umat di sejumlah desa
pekraman di Bali seperti di Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, Jembrana dan
Bangli lunga ke Pura Luhur Pucak Padang Dawa.
Unik dan Menarik
Sesuatu yang unik tampak saat pujawali dan pada umanis karya di
Pura ini. Apa itu? Pada puncak pujawali, pelawatan Ida Batara Pura Luhur Pucak
Padang Dawa dan semua tapakan Barong dan Rangda yang rawuh, kairing masucian ke
Beji secara bersama-sama, ( jam 15.00 wita ). Prosesi ritual dengan
iring-iringan tapakan Ida Batara yang banyak itu menjadi pemandangan yang unik
bernuansa religius. Rawuh masucian dari Beji, Ida Batara dihaturkan upakara
tebasan ayaban di pemendak agung, tepatnya di jaba Pura Penataran Agung. Malam
harinya, katuran pujawali. Keesokan harinya dilangsungkan prosesi pengunyan ke
pelinggih-pelinggih yang ada di Pura Luhur Pucak Padang Dawa.
Prosesi ini juga unik dan menarik, karena seluruh tapakan atau
pralingga Ida Batara kairing nyaksi pujawali di Pura-pura yang ada di Pura
Luhur Pucak Padang Dawa. Di Pura Luhur Pucak Padang Dawa terdapat sejumlah pura
yang masih menjadi satu kesatuan. Pura Luhur Pucak Padang Dawa berada di lokasi
paling atas, kemudian ke bawah sedikit terdapat Pura Penataran Agung. Kedua
pura ini dicapai dengan menaiki jalan berundak. Berjalan sedikit ke arah
tenggara, terdapat Pura Dalem Purwa. Di sebelah timur Pura Dalem Purwa terdapat
dua buah pura lagi yakni Pura Puseh Agung dan Pura Tegal Suci. Tapakan barong
yang rawuh, selain ditempatkan di Pura Pucak Padang Dawa, juga di pura-pura
tersebut.
Hari Kamis atau sehari setelah pujawali diselenggarakan prosesi
Murwa Daksina mulai pukul 09.00 sampai sekitar pukul 11.30, semua pralingga
tapakan kembali tedun untuk mengikuti proses ritual, kemudian setelah selesai pralingga
Ida Batara kembali ditempatkan di pelinggih. Jika ada yang budal itu dilakukan
setelah pukul 12.00. Tetapi, biasanya kebanyakan budal setelah penyineban karya
yakni hari Minggu. Namun, jika ada Tapakan Barong yang nunas pasupati, itu
dilakukan pada Minggu malam, dan seterusnya. Prosesi ritual pasupati itu
dilangsungkan tengah malam di Pura Luhur Pucak Padang Dawa. Sudah menjadi
tradisi, keesokan harinya setelah menjalani prosesi pemasupatian, Tapakan
Barong tersebut kairing ke Pura Bakungan, sekitar 1 km arah selatan Pura Luhur
Pucak Padang Dawa. Di Pura Bakungan itu berstana Ida Batara yang dikenal dengan
sebutan Jaksa Sakti.
Pura Luhur Pucak Padang Dawa kaempon sekitar 115 KK krama umat
di Banjar Apityeh, Banjar Uma Poh, Banjar Bangli, Banjar Titigalar, Banjar
Munduk Andong, Banjar Sandan, dan Banjar Angseri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar